Jangan Asal Konsumsi Vitamin
MENGONSUMSI vitamin memang baik bagi tubuh. Namun, asupan vitamin dalam dosis tinggi dan jangka lama justru membahayakan kesehatan, bahkan berisiko pada kematian.
Vitamin sangat diperlukan keberadaannya untuk menunjang kesehatan tubuh. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Konsumsi vitamin ini sangat penting untuk menangkal radikal bebas dan polusi udara.Umumnya, sebagian vitamin aman untuk dikonsumsi. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Inggris, FSA, menyebutkan bahwa suplemen picolinatedengan kadar tinggi dapat menyebabkan kanker.Bukan hanya itu, meminum beberapa mineral dan vitamin lainnya yang digunakan dalam kurun waktu lama juga membahayakan kesehatan. Tak hanya itu, beberapa jenis suplemen seperti vitamin C, kalsium, dan zat besi dapat menimbulkan efek berbahaya bila dikonsumsi dalam dosis tinggi walaupun untuk jangka waktu pendek. Namun, gejalanya dapat hilang apabila konsumsi tersebut segera dihentikan.
"Dalam banyak kasus, kita dapat memperoleh zat makanan cukup hanya dari pola makan yang seimbang. Akan tetapi, banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi suplemen. Konsumsi suplemen dosis tinggi dalam kurun waktu cukup lama inilah yang dapat membahayakan tubuh,” kata Direktur FSA Sir John Krebs.Ia mengatakan, vitamin C ukuran 1.000 mg, kalsium 1.500 mg, dan 17 mg zat besi per hari adalah jumlah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut di antaranya gangguan perut atau diare pada sebagian orang.
Walau begitu, Krebs mengingatkan, gangguan yang mungkin terjadi akan hilang begitu konsumsi dihentikan. FSA juga menyarankan untuk mengonsumsi vitamin B6 tidak melebihi 10 mg per hari kecuali diberikan resep dokter.Lebih jauh, Beta-carotene antioxidant yang dapat ditemukan dalam buah-buahan maupun sayuran yang berwarna oranye atau kuning, akan dapat membuat efek yang berbahaya bagi kaum perokok apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Adapun unsur mangan dapat berbahaya bagi manula setelah dikonsumsi selama periode tertentu. Sementara asam nikotin, zinc, dan fosfor dapat membahayakan kesehatan setelah dikonsumsi dalam jangka waktu lama."Sebagai tambahan, FSA saat ini masih mempertimbangkan tindakan yang akan diambil terhadap industri suplemen,” kata Krebs.
FSA meninjau kembali petunjuk konsumsi 34 vitamin dan mineral terutama menekankan masalah waktu yang tepat dan benar diperuntukkan bagi tubuh dalam kasus umum. Di samping itu, FSA juga akan berkonsultasi mengenai kemungkinan melarang industri obat memproduksi chromium picolinate, yang selama ini diminum sebagian orang untuk menetralkan kadar gula dalam darah.Mengonsumsi vitamin secara berlebihan, juga tidak dianjurkan pakar gizi dari Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Komsan. Menurut dia, konsumsi vitamin A, D, E, dan K yang berlebihan malah akan meningkatkan risiko kematian seseorang. Sebab, jenis vitamin tersebut merupakan vitamin yang larut dalam lemak sehingga tidak mudah dikeluarkan oleh tubuh.Sementara, kelebihan vitamin itu sendiri akan disimpan tubuh secara otomatis dalam hati. Sebaliknya, konsumsi vitamin C yang melebihi dosis 60 mg malah akan dimanfaatkan tubuh secara optimal. Sebut saja untuk menghilangkan seriawan dan meningkatkan kekebalan tubuh.”Mengonsumsi vitamin C sangat dianjurkan, terlebih lagi jika seseorang sedang mengalami stres. Pada kondisi tersebut, sangat disarankan untuk memperbanyak konsumsi vitamin ini,” ujar Ali.Spesialis Gizi dari Klinik Melinda Hospital Johanes menambahkan, vitamin C dengan dosis 50-1000 mg bisa dibilang setara de-ngan 10-20 buah jeruk. Namun, Johanes mengimbau agar masyarakat tidak mengonsumsi vitamin di atas 200 persen untuk kebutuhan sehari-hari. Carilah yang mendekati 100 persen.
”Makanya, sebelum mengonsumsi vitamin, baca lebih dulu label pada vitamin tersebut, yang meliputi kandungan serta angka kecukupan gizi (AKG),” ujarnya ketika dihubungi Seputar Indonesia.Ia melanjutkan, mengonsumsi vitamin E yang berfungsi untuk antioksidan melebihi 400 IU/mg dalam sehari dan dalam jangka waktu pendek sekalipun, dapat berisiko pada kematian.Konsumsi vitamin memang baik,namun menurut hemat Johanes, segala sesuatu yang alami tentu lebih baik. Karenanya, dia menganjurkan untuk memperoleh asupan kecukupan gizi melalui konsumsi makanan sayur dan buah-buahan yang jauh dari risiko overdosis.
”Karena selain dapat asupan gizi yang bervariasi, tubuh juga memperoleh serat,” kata Johanes.
Vitamin yang sifatnya dijual bebas, cenderung aman untuk dikonsumsi karena tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan. Kendati telah mengonsumsi vitamin tidak berarti sayuran dan buah-buahan ditinggalkan. Karena di samping vitamin tidak mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan, sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan mineral.Jangan Asal Konsumsi VitaminMENGONSUMSI vitamin memang baik bagi tubuh. Namun, asupan vitamin dalam dosis tinggi dan jangka lama justru membahayakan kesehatan, bahkan berisiko pada kematian.Vitamin sangat diperlukan keberadaannya untuk menunjang kesehatan tubuh. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Konsumsi vitamin ini sangat penting untuk menangkal radikal bebas dan polusi udara.Umumnya, sebagian vitamin aman untuk dikonsumsi. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Inggris, FSA, menyebutkan bahwa suplemen picolinatedengan kadar tinggi dapat menyebabkan kanker.
Bukan hanya itu, meminum beberapa mineral dan vitamin lainnya yang digunakan dalam kurun waktu lama juga membahayakan kesehatan. Tak hanya itu, beberapa jenis suplemen seperti vitamin C, kalsium, dan zat besi dapat menimbulkan efek berbahaya bila dikonsumsi dalam dosis tinggi walaupun untuk jangka waktu pendek. Namun, gejalanya dapat hilang apabila konsumsi tersebut segera dihentikan."Dalam banyak kasus, kita dapat memperoleh zat makanan cukup hanya dari pola makan yang seimbang. Akan tetapi, banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi suplemen. Konsumsi suplemen dosis tinggi dalam kurun waktu cukup lama inilah yang dapat membahayakan tubuh,” kata Direktur FSA Sir John Krebs.Ia mengatakan, vitamin C ukuran 1.000 mg, kalsium 1.500 mg, dan 17 mg zat besi per hari adalah jumlah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut di antaranya gangguan perut atau diare pada sebagian orang.Walau begitu, Krebs mengingatkan, gangguan yang mungkin terjadi akan hilang begitu konsumsi dihentikan. FSA juga menyarankan untuk mengonsumsi vitamin B6 tidak melebihi 10 mg per hari kecuali diberikan resep dokter.Lebih jauh, Beta-carotene antioxidant yang dapat ditemukan dalam buah-buahan maupun sayuran yang berwarna oranye atau kuning, akan dapat membuat efek yang berbahaya bagi kaum perokok apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Adapun unsur mangan dapat berbahaya bagi manula setelah dikonsumsi selama periode tertentu. Sementara asam nikotin, zinc, dan fosfor dapat membahayakan kesehatan setelah dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
"Sebagai tambahan, FSA saat ini masih mempertimbangkan tindakan yang akan diambil terhadap industri suplemen,” kata Krebs.
masalah waktu yang tepat dan benar diperuntukkan bagi tubuh dalam kasus umum. Di samping itu, FSA juga akan berkonsultasi mengenai kemungkinan melarang industri obat memproduksi chromium picolinate, yang selama ini diminum sebagian orang untuk menetralkan kadar gula dalam darah.Mengonsumsi vitamin secara berlebihan, juga tidak dianjurkan pakar gizi dari Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Komsan. Menurut dia, konsumsi vitamin A, D, E, dan K yang berlebihan malah akan meningkatkan risiko kematian seseorang. Sebab, jenis vitamin tersebut merupakan vitamin yang larut dalam lemak sehingga tidak mudah dikeluarkan oleh tubuh.Sementara, kelebihan vitamin itu sendiri akan disimpan tubuh secara otomatis dalam hati. Sebaliknya, konsumsi vitamin C yang melebihi dosis 60 mg malah akan dimanfaatkan tubuh secara optimal. Sebut saja untuk menghilangkan seriawan dan meningkatkan kekebalan tubuh.”Mengonsumsi vitamin C sangat dianjurkan, terlebih lagi jika seseorang sedang mengalami stres. Pada kondisi tersebut, sangat disarankan untuk memperbanyak konsumsi vitamin ini,” ujar Ali.Spesialis Gizi dari Klinik Melinda Hospital Johanes menambahkan, vitamin C dengan dosis 50-1000 mg bisa dibilang setara de-ngan 10-20 buah jeruk. Namun, Johanes mengimbau agar masyarakat tidak mengonsumsi vitamin di atas 200 persen untuk kebutuhan sehari-hari. Carilah yang mendekati 100 persen.”Makanya, sebelum mengonsumsi vitamin, baca lebih dulu label pada vitamin tersebut, yang meliputi kandungan serta angka kecukupan gizi (AKG),” ujarnya ketika dihubungi Seputar Indonesia.Ia melanjutkan, mengonsumsi vitamin E yang berfungsi untuk antioksidan melebihi 400 IU/mg dalam sehari dan dalam jangka waktu pendek sekalipun, dapat berisiko pada kematian.Konsumsi vitamin memang baik,namun menurut hemat Johanes, segala sesuatu yang alami tentu lebih baik. Karenanya, dia menganjurkan untuk memperoleh asupan kecukupan gizi melalui konsumsi makanan sayur dan buah-buahan yang jauh dari risiko overdosis.”Karena selain dapat asupan gizi yang bervariasi, tubuh juga memperoleh serat,” kata Johanes.Vitamin yang sifatnya dijual bebas, cenderung aman untuk dikonsumsi karena tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan. Kendati telah mengonsumsi vitamin tidak berarti sayuran dan buah-buahan ditinggalkan. Karena di samping vitamin tidak mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan, sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan mineral.
Currently have 0 komentar: